Kamis, 19 Juli 2012

Kumpulan Modul Akuntansi


MENGELOLA BUKTI TRANSAKSI

A.    MENYIAPKAN BUKTI TRANSAKSI
1.      Menjelaskan pengertian bukti transaksi
Di dalam Akuntansi, bukti transaksi merupakan dokumen sumber dan syarat dalam melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal. Selain itu, bukti transaksi juga memberikan keterangan mengenai sifat transaksi, apakah pembayaran dilakukan secara tunai ataupun kredit.
2.      peralatan yang diperlukan untuk penyiapan bukti transaksi :
a.       Formulir bukti transaksi
b.      Alat tulis
c.       Mesin tulis
d.      Alat hitung
B.  JENIS – JENIS BUKTI TRANSAKSI

Bukti transaksi dibedakan antara bukti intern dan ekstern. Bukti intern adalah bukti transaksi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan, misalnya faktur penjualan, kuitansi, bukti penerimaan uang, nota debetatau kredit yang dikirim pada pihak lain dan lainnya. Sementara bukti ekstern adalah bukti transaksi yang diterima dari pihak luar perusahaan, misalnya faktur pembelian dan kuitansi bukti pembayaran.
Bentuk-bentuk transaksi keuangan
a.       Kuitansi
Kuitansi ialah bukti transaksi penerimaan uang untuk pembayaran sesuatu.Kuitansi dibuat dan ditandatangani oleh pihak yang menerima uang dan diserahkan kepada pihak yang melakukan pembayaran.
Kuitansi sekurang-kurangnya dibuat rangkap 2, lembar 1 (asli) untuk pihak pembayar, lembar kedua digunakan sebagai sumber dan dokumen pencatatan akuntansi.
Contoh :
b.      Cek
Cek pada dasarnya merupakan surat perintah kepada bank dari orang yang menandatanganinya, untuk membayarkan sejumlah uang yang tertulis dalam cek kepada pembawa atau kepada orang yang namanya ditulis dalam cek.
Cek yang bersangkutan hanya bisa diuangkan ke bank oleh orang yang namanya ditulis dalam cek. Tetapi jika di dalam lembaran cek setelah kata kepada…….. ditulis kata tunai atau cash atau pembawa, cek yang bersangkutan dapat diuangkan ke bank oleh siapa saja.
Contoh :
c.       Bilyet giro
Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah suatu bank kepada bank yang bersangkutan untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekeningnya ke dalam rekening yang namanya tertulis dalam bilyet giro tersebut.
Contoh :

d.      Faktur
Faktur (invoice) adalah bukti transaksi pembelian atau penjualan barang secara kredit.Pembelian kredit atas barang-barang dilakukan dengan perjanjian mengenai sayarat-syarat pembayaran dan syarat-syarat penyerahan. Setelah terjadi kesepakatan barang dikirimkan oleh penjualan kepada pembelian disertai dokumen-dokumen; seperti faktur dan suratpengiriman barang (DO). Dokumen-dokukmen ini dibuat beberapa copy, yang asli dikirimkan kepada pembeli copy sebagai arsip penjual untuk berbagai keperluan.
Bagi pembeli faktur yang diterima dari penjual merupakan bukti transaksi dari penjual merupakan Bukti Transaksi Pembelian Kredit.
Contoh :


e.       Nota kontan
Nota kontan dipergunakan sebagai bukti transaksi pembelian atau penjualan tunai. Seperti halnya faktur, lembar pertama (asli) diserahkan kepada pembeli,sementara copynya disimpan di pihak penjual sebagai bukti transaksi penjualan tunai.
Contoh :
f.       Nota kredit / debet
Nota kredit (credit memorandum) ialah bukti transaksi penerimaan kembali barang yang telah dijual secara kredit (retur penjualan), atau pengurangan harga faktur karena barang sebagian rusak atau kualitas yang tidak sesuai denga pesanan. Dalam hal demikian nota kredit dibuat oleh pihak penjual dan dikirimkan kepada pihak pembeli
Contoh :

g.      Bukti memorial
Butki memorial merupakan bukti transaksi intern dalam bentuk memo dari pejabat dalam perusahaan kepada bagian akuntansi, untuk mecatat suatu peristiwa atau keadaan yang bersifat intern.
Contoh :


C.    CIRI-CIRI DARI JENIS BUKTI TRANSAKSI
1.      Ciri-ciri Kuitansi :
a)      Kuitansi dibagi menjadi dua bagian,  yaitu bagian sebelah kiri disebut sub kuitansi ( sebagai bukti bagi si penerima uang ), sedangan yang sebelah kanan diberikan kepada si pembayar uang
b)      Kuitansi dibuat rangkap, bagian atas ( yang asli ) diberikan kepada si pembayar uang dan salinan sebagai arsip bagi si penerima uang.
c)      Informasi yang termuat dalam kuitansi antara lain :
·         Nama yang menyerahkan uang
·         Jumlah uang yang dibayarkan
·         Tanggal penyerahan uang
·         Nama dan tanda tangan yang menerima uang

2.      Ciri-ciri cek
Terdiri atas lembar utama dan struk atau bonggol cek.lembar utama untuk diserahkan kepada pihak lain sebagai alat pembayaran,sementara struk cek yang telah diisi dengan data yang sama dengan yang ada pada lembar utama digunakan sebagai bukti tambahan yang disatukan dengan kuitansi bukti pembayaran.

3.      Bilyet Giro
Ciri-ciri bilyet giro sama dengan cek,yang membedakan adalah perintah didalamnya.

4.      Ciri-ciri Faktur :
  1. Biasanya dibuat rangkap 2, yang asli diberikan kepada pihak pembeli sebgai bukti pencatatan pembelian secara kredit sedangkan kopiannya dipegang oleh pihak penjual sebagai bukti pencatatan penjualan secara kredit.
  2. Informasi yang harus dimuat dalam faktur antara lain :
·         Nama dan alamat penjual
·         Nomor faktur
·         Nama dan alamat pembeli
·         Tanggal pemesanan
·         Tanggal pengiriman
·         Syarat pembayaran dan keterangan mengenai barang seperti jenis barang, kuantitas, harga satuan, dan jumlah harga.
5.      Ciri –ciri  Nota kontan
·           Digunakan dalam transaksi penjualan tunai
·           Terdiri dari 2 lembar nota.
·           Digunakan juga dalam pembelian tunai

6.      Ciri-ciri Nota kredit/Debet
Nota kredit
·           Digunakan dalam transaksi penjualan kredit(nota kredit)
·           Terdiri dari 2 lembar nota
·           Digunakan dalam pembeliaan kredit(nota debet)
·           Terdapat tanda tangan bagian-bagian yang bersangkuta
·           Terdapat nama dan alamat toko
·           Terdapat nomor dan tanggal

7.      Bukti Memorial :
·         Digunakan dalam transaksi intern perusahaan
·         Terdapat tanda tangan bagian-bagian yang bersangkutan
·         Terdapat nama dan alamat toko
·         Terdapat nomor dan tanggal



D.    MENGANALISA BUKTI TRANSAKSI KEUANGAN

Transaksi yang terjadi dalam perusahaan selama satu periode tertentu, terdiri atas bermacam-macam transaksi, misalnya transaksi pembelian, transaksi penjualan, penerimaan tagihan pembayaran hutang dan lainnya. Setiap jenis transaksi terjadi berulang-ulang, sehingga tidak praktis jika semua transaksi yang terjadi selama satu periode di catat dalam bentuk perubahan pada persamaan dasar akuntansi untuk memudahkan perbuatan ikhtisar transaksi yang terjadi dalam satu periode dan penyusunan laporan keuangan, transaksi-transaksi yang sejenis atau yang mengakibatkan perubahan pada pos yang sama dikelompokkan dan dicatat dalam satu daftar khusus yang disebut “akun” (account), bias juga disebut “pekerjaan” atau “rekening”, misal akun kas, piutang, hutang, perlengkapan, peralatan dan lain-lain. Jadi akun adalah daftar tempat mencatat secara sistematis transaksi-transaksi finansial yang mengakibatkan perubahan pada aktiva, hutang, modal, penghasilan dan beban.
Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan mengakibatkan perubahan sekurang-kurangnya pada dua akun.Perubahannya berupa penambahan atau pengurangan jumlah pada akun yang terkait.Oleh karena itu setiap transaksi dicatat sekurang-kurangnya pada dua akun, yaitu dengan mendebet suatu akun dan mengkredit yang lainnya. Agar dapat mencatat suatu transaksi dengan benar, kita harus memiliki kemampuan :
1.      Menganalisa bukti transaksi. Selain untuk menentukan kebenaran dan keabsahan bukti transaksi, juga untuk menentukan akun yang tepat sebagai tempat mencatat transaksi yang bersangkutan.
2.      Mendebet atau mengkredit suatu akun dengan benar, dalam artian dengan pengaruh yang mana (penambahan atau pengurangan) suatu akun harus didebet atau dikredit.
Sifat suatu akun pada dasarnya berhubungan erat dengan posisi (tempat) akun itu dalam neraca. Akun-akun yang termasuk kelompok harta berada di sisi debet neraca, oleh karena itu penambahan nilai atau jumlah pada salah satu jenis harta, juga harus dicatat di sisi debet akun harta yeng bersangkutan. Jika penambahan nilai terhadap suatu jenis harta dicatat di sisi debet, tentu pengurangan nilai terhadap harta itu harus dicatat di sisi kredit. Dalam hal ini berlaku pengertian jumlah kredit sebagai pengurangan jumlah debet.
Contoh :
Perusahaan membeli perlengkapan kantor secara tunai seharga Rp 300.000,-. Akibat transaksi ini terjadi penambahan nilai pada perlengkapan kantor dan pengurangan nilai kas. Baik perlengkapan kantor maupun kas termasuk kelompok akun harta. Oleh karena itu, transaksi tersebutharus dicatat pada akun “perlengkapan kantor” di sisi debet, dan akun “kas” di sisi kredit. Catatan dalam buku besar akan tampak sebagai berikut :

                                                “Perlengkapan Kantor”
                                                                                                                                               
Rp 300.000,-



                                                            “Kas”
                                                                                                                                               
Rp 300.000,-



Penjelasan mengenai akun kelompok harta di atas, berlaku pula untuk akun-akun kelompok hutang dan modal, tetapi pada posisi yang berlawanan.Akun-akun kelompok dan modal berada di sisi kredit neraca, dengan demikian penambahan nilai pada hutang atau modal harus juga dicatat di sisi kredti pada akun hutang atau modal. Sebaliknya pengurangan nilai pada hutang atau modal tentu harus dicatat di sisi debet pada akun hutang atau modal yang bersangkutan.
Contoh :
05 Juli  Perusahaan membeli peralatan kantor seharga Rp 2.000.000,- pembayaran secara kredit.
20 Juli  Perusahaan membayar hutang sebesar Rp 500.000,-

            Kedua transaksi di atas dicatat dalam akun yang terkait sebagai berikut:

                                                “Perlengkapan Kantor”
                                                                                                                                               
05 Juli                                Rp 2.000.000,-
           


“Hutang Dagang”
                                                                                                                                               
            20 Juli                                Rp 500.000,-      05 Juli                             Rp 2.000.000,
           


“Kas”
                                                                                                                                               
                                                                                 20 Juli                             Rp 500.000,-



Coba perhatikan catatan dalam akun di atas, selanjutnya pahami:
1.      Mengapa tanggal 05 Juli, akun “Peralatan Kantor” di debet dan akun “Hutang Dagang” di kredit masing-masing dengan Rp 2.000.000,-.
2.      Mengapa tanggal 20 Juli, akun”Hutang Dagang” di debet dan akun “Kas” di kredit, masing-masing dengan jumlah Rp 500.000,-.

Seperti telah disinggung di muka bahwa transaksi-transaksi terjadinya pendapatan dan beban tidak dicatat langsung pada akun modal, tetapi untuk sementara dicatat pada akun “Pendapatan” dan akun “Beban” yang bersangkutan.Terjadinya pendapatan mengakibatkan penambahan pada modal, tetapi tidak dicatat pada akun “Modal” di sisi kredit, melainkan dicatat pada akun”Pendapatan” juga di sisi kredit. Sementara pengurangan terhadap pendapatan, tentu dicatat di sisi debet.
10 Juli  Salon “GINA” menerima uang tunai dari para pelanggan sebesar Rp 600.000,- sebagai pembayaran jasa yang diberikan kepada mereka.
            Transaksi di atas dicatat dalam buku besar Salon “GINA” pada akun :
“Kas”
                                                                                                                                               
            10 Juli                                Rp 600.000,-



“Pendapatan Jasa”
                                                                                                                                               
                                                                                 10 Juli                             Rp 600.000,-



            Transaksi terjadinya beban mengakibatkan pengurangan terhadap modal, tetapi tidak dicatat pada akun “Modal” di sisi debet. Transaksi terjadinya beban, untuk sementara dicatat pasa akun “Beban” di sisi debet. Sebaliknya jika terjadi pengurangan terhadap beban, tentu harus dicatat di sisi kredit.
            Coba amati catatan dalam buku besar Salon “GINA” di bawah ini.
“Beban Gaji”
                                                                                                                                               
            02 April                       Rp 1.500.000,-



“Kas”
                                                                                                                                               
                                                                                 02 April                    Rp 1.500.000,-
IKHTISAR :
a)      Akun-akun harta di debet, jika terjadi pertambahan nilai dan di kredit jika terjadi pengurangan nilai.
b)      Akun-akun hutang dan modal, di debet jika terjadi pengurangan nilai dan di kredit jika terjadi penambahan nilai.
c)      Akun-akun pendapatan, di debet jika terjadi pengurangan dan di kredit jika terjadi penambahan.
d)     Akun-akun beban, di debet jika terjadi penambahan beban dan di kredit jiks terjadi pengurangan terhadap jumlah beban.

1.      Memberi Kode Akun
a)      Kode Akun
Semakin luas kegiatan usaha suatu perusahaan, semakin banyak akun yang harus digunakan dalam buku besar, sehingga dalam penyusunan kode akun dalam buku besar semuanya bertujuan untuk memudahkan proses pencatatan pemeriksaan dan pencarian suatu akun jika diperlukan. Kode akun dalam buku besar erat sekali hubungannya dengan pengelompokkan akun dalam neraca, sehingga susunan akun dalam buku besar harus disesuaikan dengan susunan akun dalam neraca.
Salah satu contoh metode pemberian kode akun adalah “kode kelompok” (group code). Menurut metode ini, setiap akun diberi nomor kode yang terdiri atas empat atau lima angka, tergantung banyak akun yang digunakan dalam buku besar. Angka pertama dari nomor kode akun menunjukkan kelompok akun, angka kedua dan ketiga menunjukkan golongan dan subgolongan akun, angka keempat menunjukkan nama akun yang bersangkutan. Dengan demikian lima kelompok akun seperti telah dijelaskan di muka, diberi nomor kode kelompok sebagai berikut :
Nomor 1 untuk kelompok akun harta
Nomor 2 untuk kelompok akun hutang
Nomor 3 untuk kelompok akun modal
Nomor 4 untuk kelompok akun pendapatan
Nomor 5 untuk kelompok akun beban
Sesuai dengan susunan akun dalam neraca, kelompok akun harta, hutang dan modal dapat diberi nomer kode sebagai berikut :
1.      Kelompok Harta
Kelompok harta dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu “Harta Lancar” dan “Harta Tidak Lancar”. Harta lancar adalah harta yang dalam jangka pendek (tidak lebih dari 1 tahun) akan atau dapat menjadi uang tunai. Harta lancar bias terdiri atas jenis (subgolongan) kas, surat berharga, piutang, dsb.
Harta tidak lancar adalah harta yang memiliki untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.Termasuk ke dalam golongan harta tidak lancar adalah jenis (subgolongan) investasi jangka panjang, aktiva tetap berwujud, dan aktiva tetap tidak berwujud.
Berdasarkan penggolongan di atas, akun-akun kelompok harta dapat diberi nomer kode sebagai berikut :
1…      Nomor kelompok harta
11…    Nomor golongan harta lancar
111.     Nomor sub golongan kas
            1111    Kas Umum (Kas)
            1112    Kas Kecil
            1113    Selisih Kas
112.     Nomor subgolongan surat berharga
            1121    Saham-saham
            1122    Obligasi
113.     Nomor subgolongan piutang
1111    Piutang Wesel
            1112    Piutang Dagang
            Dst…
12…    Nomor golongan harta tidak lancar
121.     Nomor sub golongan investasi jangka panjang
            1211    Investasi-Saham
122.     Nomor subgolongan aktiva tetap berwujud
            1221    Tanah
            1222    Gedung
            1223    Akumulasi Penyusutan Gedung
            1224    Mesin-mesin
            1225    Akumulasi Penyusutan Mesin-mesin
            Dst…
123.     Nomor subgolongan aktiva tetap tidak berwujud
1231    Goodwill
            1232    Hak Paten
            1233    Merk Dagang
            Dst…
124.     Nomor subgolongan beban yang ditangguhkan
1241    Beban Penelitian
            1242    Beban Pemasaran
124.     Nomor subgolongan harta lain-lain
            1251    Gedung dalam Proses Penyesuaian
2.      Kalompok Hutang
Seperti halnya kelompok harta, kelompok hutang digolongkan menjadi “Hutang Lancar” (jangka pendek) dan “Hutang Jangka Panjang”.Hutang lancar adalah hutang yang jatuh tempo dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Termasuk ke dalam golongan hutang lancar antara lain hutang wesel jangka pendek, hutang dagang, hutang bank jangka pendek, hutang gaji, hutang pajak. Hutang jangka panjang adalah hutang yang jatuh tempo pembayarannya dalam jangka waktu lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. Termasuk ke dalam hutang jangka panjang antara lain hutang hipotik dan hutang obligasi.
Dalam hal akun kelompok hutang tidak dibagi menjadi sub-subgolongan, akun-akun hutang dalam buku besar dapat diberi nomor kode sebagai berikut :

2…      Nomor kelompok hutang
21…    Nomor golongan hutang lancar
            2101    Hutang Wesel
            2102    Hutang Dagang
            2103    Hutang Gaji
            2104    Hutang Pajak
            Dsb…
22…    Nomor kode golongan hutang jangka panjang
            2201    Hutang Wesel Jangka Panjang
            2202    Hutang Hipotik
            2203    Hutang Obligasi
            Dst…

3.      Kelompok Modal
Akun-akun kelompok modal dalam buku besar perusahaan perseorangan dapat diberi nomor kode sebagai berikut :
3…      Nomor kode kelompok modal
            3001    Modal Pemilik
            3002    Prive Pemilik
            Akun-akun laba rugi atau akun nominal biasanya dikelompokkan sebagai berikut : kelompok pendapatan digolongkan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha. Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh dar usaha pokok atau yang berhubungan langsung dengan objek usaha pokok.Pendapatan di luar usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang tidak berhubungan langsung dengan objek usaha pokok.Demikian pula kelompok beban, digolongkan menjadi beban usaha dan beban di luar usaha.Akun-akun pendapatan dan beban di luar usaha biasanya diberi nomor kode kelompok enam. Dengan demikian akun-akun laba rugi dapat diberi nomor kode sebagai berikut :
a)      Kelompok pendapatan usaha
4…      Nomor kode kelompok pendapatan usaha
            4001    Pendapatan Jasa atau Penjualan
b)      Kelompok beban usaha
5…      Nomor kode kelompok beban usaha
51…    Nomor kode golongan harga pokok penjualan
            5101    Pembelian (untuk Perusahaan Dagang)
            5102    Biaya Angkutan Pembelian
            5103    Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
            5104    Potongan Harga
52…    Nomor kode golongan beban penjualan
            5201    Beban Gaji Pegawai Bagian Penjualan
            5202    Beban Iklan
            5203    Beban Asuransi Bagian Penjualan
            5204    Beban Angkutan Penjualan
            5205    Beban Perlengkapan Toko
            Dst…
53…    Nomor kode golongan beban administrasi umum
            5301    Beban Gaji Pegawai Kantor
            5302    Beban Perlengkapan Kantor
            5303    Beban Listrik, Air dan Telepon
            5304    Beban Penyusutan Peralatan Kantor
            5305    Beban Penyusutan Gedung Kantor
            Dst…
c)      Kelompok pendapatan dan beban di luar usaha
6…      Nomor kode kelompok pendapatan dan beban di luar usaha
61…    Nomor kode golongan pendapatan di luar usaha
            6101    Pendapatan Bunga (untuk Perusahaan yang bukan Bank)
            6102    Pendapatan Sewa (dalam Perusahaan Dagang)
            6103    Laba Penjualan Surat Berharga (sebagai Investasi Jangka Pendek)
            6104    Laba Penjualan Aktiva Tetap
62…    Nomor kode golongan beban di luar usaha
            6201    Beban Bunga
            6202    Rugi Penjualan Surat Berharga
            6103    Rugi Penjualan Aktiva Tetap
            Dst…
b)      Bentuk-bentuk akun
Bentuk akun yang paling sederhana adalah akun bentuk T. Pembahasan bentuk secara mendetail akan diulas pada modul buku besar. Akun bentuk T mempunyai tiga bagian yaitu :
a.       Nama Akun, yang menjelaskan tentang jenis harta, kewajiban ekuitas, pendapatan, dan beban.
b.      Tempat untuk mencatat penambahan dan tanggal terjadinya penambahan.
c.       Tempat untuk mencatat pengurangan dan tanggal terjadinya pengurangan.
Karena adanya kemiripan dengan huruf T, maka akun ini disebut bentuk T, sebagai berikut :
“Nama Akun”
                                                                                                                                               
            Sebelah Kiri (Debet)                                    Sebelah Kanan (Kredit)
c)      Tata cara mendebet dan mengkradit akun
Pencatatan double entry mencatat dual effect dari suatu transaksi ke akun, setiap transaksi setidak-tidaknya mempengaruhi dua akun masing-masing di sisi debet dan di sisi kredit dalam jumlah yang seimbang/sama. Jadi setiap transaksi dicatat dalam jumlah yang sama baik sisi debet maupun kredit, sehingga jumlah semua sisi debet dari semua akun harus sama dengan jumlah emua sisi kredit.
Tata Cara Mendebet dan Mengkredit Suatu AKUN adalah sebagai berikut :
a.       Akun Harta : Harta bertambah, akun yang bersangkutan di debet. Sedangkan apabila suatu transaksi mengakibatkan pos tersebut berkurang, maka harus dicatat di akun sebelah kredit.
b.      Kewajiban dan Ekuitas : Kewajiban dan ekuitas bertambah dicatat di kredit. Sedangkan apabila berkurang, maka harus dicatat di akun sebelah debet dari akun yang bersangkutan.
c.       Akun Pendapatan : Pendapatan menambah ekuitas dicatat di kredit, maka penambahan pendapatan dicatat di kredit juga.
d.      Akun Beban : Beban-beban mengurangi ekuitas, pengurangan ekuitas dicatat di debet, maka penambahan beban dicatat di debet juga.
e.       Akun Pengambilan Pribadi : Pengambilan pribadi ini terjadi pada perusahaan perseorangan, dimana pemilik perusahaan mengambil harta (barang atau uang) untuk keprluan pribadinya. Pengambilan pemilik mengurangi ekuitas, maka harus dicatat di debet dalam akun pengambilan pribadi.

Rangkuman :
Kelompok Akun
Perubahan
Bertambah
Berkurang
HARTA
Debet
Kredit
HUTANG
Kredit
Debet
MODAL
Kredit
Debet
PENDAPATAN
Kredit
Debet
BEBAN
Debet
Kredit

Dari rangkuman di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam keadaan normal akun-akun buku besar akan menunjukkan saldo normal sebagai berikut :
·         Akun-akun kelompok harta dan beban, saldo normalnya di debet.
·         Akun-akun kelompok hutang, modal, dan pendapatan, saldo normalnya di kredit.

E.                 PENYIMPANAN BUKTI TRANSAKSI KEUANGAN
Sebagaimana dijelaskan dimuka setelah bukti transaksi keuangan diberikode akun dan telah diidentifikasi / ditentukan jumlah debetdan kredit sesuai denganakun /perkiraannya maka bukti transaksi tersebut harus disimpan.
Peralatan yang diperlukan untuk menyimpan bukti transaksi keuangan biasanya berupa map yang disebut ordner. Ordner yang dibutuhkan paling tidak sejumlah lima buah yang meliputi kelompok :
1.      Bukti penerimaan kas
2.      Bukti pengeluaran kas
3.      Bukti pembelian
4.      Bukti penjualan
5.      Bukti lain-lain
Bukti tansaksi disimpan dalam ordner sesuai dengan kelompoknya dan diurutkan berdasarkan tanggal. Untuk kecermatan, bukti-bukti tansaksi keuangan disimpan dalam ordner sesuai dengan kelompoknya dan diurutkan berdasarkan tanggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar